Boneka Handmade Beromzet Besar
Bermula dari perhatiannya yang besar pada dunia anak yang
sekarang ini lebih pilih untuk bermain alat elektronik Jual Boneka Wisuda Doraemon dibanding dengan
permainan tradisionil, membuat Vina K Satijahardja di inspirasi untuk membuat
boneka handmade.
" Buat lovely dolls ini karna concern ke dunia anak yang
saat ini telah lebih pilih bermain gadget dibanding mainan tradisionil, jadi
mereka lebih kreatif sekali lagi kan boneka handmade ini dapat diganti-ganti
pakaiannya jadi dapat juga merangsang kreatifitas anak, " kata Vina K
Satijahardja, pada wartawan waktu didapati di booth kepunyaannya di pameran
Inacraft 2016, JCC, Jakarta, Sabtu (23/4).
Usaha bonekanya ini bermula dari bazar yang diselenggarakan
di sekolah anaknya. Saat itu ia membuat sejumlah 22 boneka dengan modal Rp 700
ribu, yang habis terjual setelah itu mulai banyak pesanan yang hampiri. "
Awalannya itu modal Rp 700 ribu untuk membuat 22 boneka untuk di jual di bazar
di sekolah anak, nah tidak lama kemudian mulai banyak yang pesan, namun titik
awalannya itu ada yang pesan untuk suvenir sejumlah 3. 000 boneka kemudian baru
punya niat buat usaha ini, " ungkap Vina.
Boneka yang di jual harga nya beragam dari mulai Rp 65 ribu
hingga Rp 500 ribu dan ia jual aksesori untuk boneka-boneka itu seperti baju
ganti boneka, kacamata, serta topi yang di jual dari mulai harga Rp 20 ribu
hingga Rp 250 ribu.
" Bila boneka beragam harga nya dari mulai Rp 65 ribu
untuk yang memiliki ukuran kecil hingga Rp 500 ribu bergantung kostumnya ada
yang dapat untuk pernikahan juga, aksesori juga buat sendiri range harga dari
mulai Rp 20 ribu hingga Rp 250 ribu ada topi, kacamata, " tutur wanita
yang sempat bekerja di bank ini. Sekarang ini usaha boneka handmade
kepunyaannya ini telah beromzet Rp 100 juta per bln. serta mempunyai dua gerai
yakni semasing di Bandung serta di Bogor. Ia sekarang ini mempunyai 11 karyawan
dan memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di sekitaran Bogor serta Bandung untuk
dibina serta di ajarkan untuk membuat boneka.
" Karyawan bila yang tetaplah ada delapan orang yang
pengerajin, yang tiga orang manajemen selalu kita juga kerja sama juga dengan
yayasan jadi pemberdayaan ibu-ibu sekitaran Bogor yang janda-janda untuk dibina
serta diajari membuat boneka, " papar wanita yang hoby menjahit ini.
Ke depan ia mengharapkan akan meningkatkan bisnisnya seperti
membuat tempat tinggal untuk boneka juga buku narasi. " Ke depan sich
mengharapkan dapat buat rumah-rumahnya, dapat buat buku narasi karna kan boneka
ini di buat ada tujuh tokoh berlainan ada Si Manis, Kutu Buku, Jahil, Lucu,
Feminin, Tomboy, serta Ceria. Masalah selama ini juga belumlah ada paling di
SDM, mencari SDM yang betul-betul sukai jahit yang agak sulit, " tuturnya.
Tidak cuma mengincar pasar dalam negeri, ia juga
merencanakan mengekspor boneka handmade bikinannya ke Swedia pada Desember yang
akan datang. Kesempatan export ini terbuka karna dianya dalam satu tahun lebih
yang akan datang akan tinggal di Swedia ikuti suaminya yang tengah berdinas di
sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar